aisyiyah.or.id., Senin, 05 Juli 2010 | 18:35 WIB
Gerakan 'Aisyiyah Menuju Abad ke II
‘Aisyiyah yang merupakan Organisasi Otonom Khusus Muhammadiyah dalam menjalankan amanah Muktamar ke-46 dihadapkan pada berbagai tantangan dan persoalan, baik yang bersifat lokal, nasional maupun global. Permasalahan kehidupan bangsa, seperti kemiskinan, rendahnya derajat kualitas kesehatan (khususnya perempuan dan anak), pendidikan, tingkat pengangguran yang terus bertambah, perdagangan manusia, kekerasan (termasuk kekerasan terhadap perempuan) dan konflik sosial yang cenderung meningkat, menuntut ‘Aisyiyah untuk bergerak lebih dinamis.
Tugas mulia yang diemban ‘Aisyiyah untuk menyelesaikan persoalan ummat dan bangsa tidak akan pernah tuntas jika belum ada langkah-langkah konkret. Langkah ini harus cepat dan tepat, salah satunya melalui amal usaha yang dimiliki ‘Aisyiyah seperti upaya pendidikan (education) pada masyarakat baik formal maupun informal, terutama melalui pendidikan agama di lembaga pendidikan formal.
Untuk menjawab tantangan yang dihadapi ‘Aisyiyah, maka program-program dan kebijakan hasil keputusan Muktamar dan Tanwir I yang dilaporkan dalam sidang Tanwir II, bahwa langkah-langkah dan kebijakan program ‘Aisyiyah tersebut adalah pengutan organisasi, peningkatan kualitas amal usaha juga pada amal kegiatan serta perluasan peran ‘Aisyiyah dalam seluruh aspek kehidupan baik di tingkat global, nasional dan regional. Selain itu, yang sangat penting adalah peningkatan peran dakwah ‘Aisyiyah di tingkat basis masyarakat dengan gerakan pengajian dan pemberdayaan masyarakat melalui program Keluarga Sakinah dan Qaryyah Thayyibah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Di dalam menjalankan program dan kegiatannya, ‘Aisyiyah perlu mensinergikan semua amal usahanya dengan berbagai pihak. Semua ini dengan tujuan untuk melancarkan dan mensukseskan pelaksanaan program dan kegiatan ‘Aisyiyah dalam semua bidang, seperti : pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan advokasi hukum.
‘Aisyiyah di Luar Negeri
‘Aisyiyah tidak hanya berkembang di Indonesia namun sudah merambah pada tingkat mancanegara, seperti PCIA (Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah) Mesir, Belanda, dan Malaysia. Baru-baru ini, di Singapura juga telah terbentuk PCIA Singapore dengan berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan, seperti berdirinya Day Care (tempat Penitipan Anak), Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah, pengajian-pengajian dan lain sebagainya. Terbentuknya PCIA ini mendapatkan sambutan yang baik dari organisasi perempuan setempat, regional, dan Internasional.
Hal di atas, merupakan sebuah prestasi yang sangat cemerlang untuk ukuran organisasi perempuan, di mana ‘Aisyiyah sudah mampu mengepakkan sayapnya lebih jauh di atas rata-rata.
Selain prestasi pengembangan organisasi di mancanegara, pelaksanaan program ‘Aisyiyah jug aluar biasa. Pasalnya, selain melakukan penguatan ideologi, proses pelaksanaan program ‘Aisyiyah menggunakan kerangka program Qaryyah Thayyibah (QT) untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan menguatkan ketahanan keluarga melalui program keluarga sakinah (KS) sebagai dasar pengembangan organisasi untuk penguatan kembali (revitalisasi) cabang dan Ranting (PCR).
Adapun pengertian Qaryyah Thoyyibah adalah suatu perkampungan dimana masyarakatnya menjalankan ajaran Islam secara baik dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang akidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalah duniawiyah untuk mewujudkan masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Di dalam program QT, terdapat lintas majelis dan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan pemberdayaan pada masyarakat. Selain QT, terdapat juga keluarga sakinah. Keluarga sakinah adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memberikan kasih sayang pada anggota keluarganya sehingga mereka memiliki rasa aman, tenteram, damai serta bahagia dalam mengusahakan kesejahteraan dunia akirat.
Kerangka program keluarga sakinah adalah serangkaian program yang diarahkan pada peningkatan ketahanan keluarga yang dilaksanakan melalui berbagai pendekatan secara terpadu (lintas mejelis) oleh semua mejelis atau lembaga secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Selain melakukan revitalisasi secara internal, ‘Aisyiyah juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain baik dalam negeri (pemerintah) maupun luar negeri sebagai mitra yang bisa bekerjasama dengan baik. Dengan demikian, program-program ‘Aisyiyah dapat terlaksana dengan baik.
Dari pemerintah yang menjadi mitra kerjasama dengan ‘Aisyiyah antara lain Departemen Kesehatan, Departemen Kehutanan, Departemen Perekonomian dan UKM, Depdiknas, KPP,Depag, Depsos,BKKBN, dan dari luar negeri Global Found ATM, Global Foun For Children, AUSTCARE, UNICEF, SAVE THE CHILDREN, The Asian Foundation (TAF), World Population Foundation, Community Radio, Netherland, Belanda, dan lainnya.
Jejaring yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah diantaranya mengikuti berpartisipasi aktif dalam konferensi Internatisional, tentang “The Fourth Annual international Women’s Leadership” di Sheraton Waikiki Honolulu pada 25 September 2007, atas undangan dari Executive Chambers; menghadiri Conference Religion for Peace (RFC) di Universitas of Santo Thomas Manila, Phliliphina pada 15-16 Oktober 2008; mengikuti Muktamar Muslima se Asean di Alam Melayu, Malaysia pada 12-15 Februari 2009; kunjungan ibu-ibu PPA ke Pertumbuhan kebajikan An nida’ dan Mahsa College di Malaysia, ditindaklanjuti kerjasama dengan Peningkatan pendidikan Kesehatan dan Silaturahmi kepada Muhammadiyah Singapura.
Beberapa hal ini menunjukkan betapa sangat berperan dan pedulinya ‘Aisyiyah kepada bangsa dan Negara Indonesia, dengan memiliki amal usaha baik dalam bidang pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan masyarakat. Wajar jika ‘Aisyiyah dapat bertahan hingga menjelang usia satu abadnya. Semoga ‘Aisyiyah dapat terus meningkatkan eksistensinya dalam menjalankan dan melaksanakan program-program kerjanya ke depan.Ati Kusmawati, M.Si
Penulis adalah dosen Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
No comments:
Post a Comment