Friday, July 28, 2017

Penghargaan Maestro Seni Tradisi Kategori Perorangan Asing: Mitsuo Nakamura

Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi Kategori Perorangan Asing tahun 2017 untuk Prof. Mitsuo Nakamura. Diberikan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud.


Monday, July 17, 2017

Film Nyai Ahmad Dahlan Menyampaikan Pesan dan Pelajaran Penting dari Kehidupan Nyai Walidah

Suara Muhammadiyah, Monday 17-07-2017, 09:30 WIB


YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ahmad Najib Burhani menyambut baik kehadiran Film Nyai Ahmad Dahlan. Film drama-biopik yang mengisahkan tentang pahlawan nasional perempuan pertama Muhammadiyah ini, akan ditayangkan secara serentak di bioskop, pada 24 Agustus 2017.
Menurutnya, pembelajaran sejarah melalui media film menjadi salah satu alternatif. Najib meluruskan pandangan sebagian kalangan bahwa film tidak bisa menjadi acuan referensi. “Meski film Nyai Ahmad Dahlan ini merupakan film berdasarkan kisah nyata, namun film seperti ini sering dianggap bukan bagian dari referensi sejarah yang otentik dan otoritatif. Ia tidak bisa dipakai sebagai bukti sejarah,” tuturnya.
Namun demikian, kata Najib, film memiliki kredibilitas untuk menanamkan keyakinan dan pembelajaran kepada masyarakat luas dalam waktu singkat. Terutama bagi sebagian generasi muda, media film tentu lebih digemari. “Melalui film, pesan-pesan sejarah umumnya justru bisa disampaikan secara efektif. Orang yang sebelumnya tidak mengenal Nyai Walidah dan apalagi perannya dalam pemberdayaan perempuan akan dengan mudah belajar melalui film,” ungkap Najib.
Film tentang tokoh-tokoh penting di Indonesia ini, dianggap Najib, bisa melengkapi narasi lain yang selama ini beredar, seperti dalam novel dan komik. Media seperti novel, film, dan komik, dapat dijadikan pintu masuk untuk memahami sejarah tertentu. “Bagi yang ingin meningkat dari pemahaman awam, tentunya film dan novel tidaklah cukup. Membaca sejarah secara lebih komprehensif tentu saja harus berangkat dari buku-buku sejarah, arsip-arsip, memorabilia, dan sumber-sumber utama lain,” ujar Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah ini.
Terlepas dari itu semua, Najib mengapresiasi film yang mengisahkan tentang sosok perempuan berkemajuan ini. Kiprah dari tokoh yang telah menorehkan peran-peran besar untuk umat dan bangsa ini perlu dikenal oleh publik.
“Saya ingin mengucapkan selamat atas film ini. Dengan kehadiran tokoh-tokoh Muhammadiyah dan keluarga KH Ahmad Dahlan sebagai aktor dalam film ini, maka saya yakin film ini bisa secara kredibel menyampaikan pesan dan pelajaran penting dari kehidupan Nyai Walidah kepada masyarakat Indonesia,” kata Najib Burhani.
Sebagaimana diketahui, film yang disutradarai Olla Atta Adonara ini memadukan para artis nasional dan dari pihak keluarga serta para aktivis Muhammadiyah. Naskah film yang diproduseri Iras Film ini ditulis oleh Dyah Kalsitorini dengan data utama dari keluarga Kiai Ahmad Dahlan dan dokumen lainnya. (Ribas)
http://www.suaramuhammadiyah.id/2017/07/17/film-nyai-ahmad-dahlan-menyampaikan-pesan-dan-pelajaran-penting-dari-kehidupan-nyai-walidah/

Tuesday, July 4, 2017

Akoid doel Iman

Siapa bilang KH Ahmad Dahlan tak pernah menulis buku? Kata siapa ia tak memiliki karya tulis? Akhirnya ditemukan buku2 karya Dahlan. Yang terbaru berjudul "Akoid doel Iman". Dicetak pertama kali thn 1941. Setebal 20 halaman. Ini menambah daftar buku karya Dahlan yang kini telah ditemukan. Sebelumnya, telah ditemukan makalah "Tali Pengikat Hidup" dan "Korespondensi Dahlan".