Thursday, December 24, 2009

Biografi Singkat (1869-1923) KH. Ahmad Dahlan



Judul buku : Biografi Singkat (1869-1923) KH. Ahmad Dahlan

Penulis buku : Adi Nugraha

Penerbit : Garasi

Cetakan : Pertama,2009

Harga : Rp 25.000

Tebal : 136 hlm

“Jangan kamu anggap urusan kecil, Muhammadiyah adalah besar…”, inilah salah satu pernyataan K.H. Ahmad Dahlan, yan tertulis dalam buku Biografi Singkat (1869-1923) K.H. Ahmad Dahlan. Dalam buku ini, Adi Nugraha ingin menceritakan sosok K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Yang ketika itu umat Islam dan ajaran Islam sedang dilanda krisis kepercayaan. Seperti ungkap K.H. Ahmad Dahlan dalam buku ini, “tidak mungkin Islam lenyap dari seluruh dunia, tapi tidak mustahil Islam hapus dari bumi Indonesia. Siapakah yang bertanggungjawab?”

K.H. Ahmad Dahlan adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, putra dari K.H. Abu Bakar bin Kiai Sulaiman dan Siti Aminah binti almarhum K.H. Ibrahim. Ayahnya seorang khatib tetap Masjid Agung Yogyakarta. Sedangkan adalah putri dari Penghulu Besar di Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, tahun 1869. Sebelum ia mendapat gelar dan nama K.H. Ahmad Dahlan, nama yang diberikan orangtuanya adalah Muhammad Darwis. Nama K.H. Ahmad Dahlan, ia peroleh dari para Kiai setelah ia selesai menunaikan ibadah haji.

Setelah ia kembali ke Kauman, ia berniat ingin mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Alasannya, karena ia merasa resah melihat keadaan umat Islam waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik. Dari kondisi inilah hatinya tergerak untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya menurut ajaran dari Al Quran dan Hadis.

Tekadnya ini, ia amalkan dengan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Organisasi ini, didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912. Pendirian organisasi ini dipengaruhi oleh gerakan tadjin (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad bin Abd Al-Wahab di Arab Saudi, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir dan lain-lain. Bertolak dari sini, salah satu tindakan nyata yang dilakukannya adalah memperbaiki arah kiblat, yang awalnya lurus ke barat, tapi kemudian dengan mengacu pada ilmu falak dibuat agak condong ke utara 22 derajat. Pembetulan arah kiblat ini dimulai dari Langgar Kidul milik K.H. Ahmad Dahlan. Caranya dengan membuat garis shaf.

Semenjak didirikan, Muhammadiyah banyak bergerak di bidang pendidikan. Selain giat memberikan pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, ia juga mendirikan berbagai sekolah. Gerakan membangun pendidikan itu terus berkembang hingga saat ini.

Dalam perjuangannya ini, K.H Dahlan jatuh sakit, dan pada Jumat malam, 7 Rajab tahun 134 Hijriah, ia menghembuskan napas terakhirnya di hadapan keluarganya. Kemudian ia dimakamkan di makam milik keluarganya di Karangkajen, Yogyakarta.

Dari semua keterangan yang Adi Nugraha tulis dalam buku ini, sudah mewakili biografi singkat K.H. Ahmad Dahlan. Tetapi, jika dibaca dengan saksama, ada kesalahan ketik yang menurut saya cukup fatal. Tahun kelahiran K.H. Ahmad Dahlan ada yang tertulis 1968, ada juga yang tertulis 1969. Di bab 1, penulis banyak menceritakan silsilah tata ruang di Kauman. Padahal judul di bab 1 adalah Biografi K.H. Ahmad Dahlan. Bukankah seharusnya penulis banyak menceritakan tentang sosok K.H. Ahmad Dahlan, sejak lahir, masa kanak-kanak, masa remaja, sampai dia mengutuskan mendirikan Muhammadiyah? Kemudian, penulis juga banyak menulis kata-kata yang tidak biasa dan tidak menuliskan artinya. Dengan begitu pesan yang disampaikan ke pembaca kurang kena. Bertolak dari sini, sebagai buku biografi, buku ini sudah cukup memberi gambaran tentang K.H.Ahmad Dahlan, sebagai pendiri Muhammadiyah.(Riska)***

P.S: Pernah disiarkan harian Kedaulatan Rakyat, Bedah Buku, tgl 12 April 2009.

Source: http://abrar-agency.com/resensi-buku/

Related Articles >>

Kyai Haji Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan, wong agung dengan makam sederhana
Ahmad Dahlan in the eyes of Hendrik Kramer
Api pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan, Muhammadiyah, and Christianity in Indonesia

2 comments:

  1. ada yg salah tulsan ini.ara kiblat kalau ke 22 drajah itu arah utara timur(NE) yg bener ,275 derajah barat miring kekanan sedikit(WNW)

    ReplyDelete