Penulis : Benni Setiawan, Mu'arif, Deni al Asy'ari
Pengantar : Prof. Dr. Syafii Maarif
Cetakan : I, Juli 2005
Ukuran : 12 x 19
Halaman : xvi-220 (kertas CD) ISBN : 979-3723-54-8
Abstraksi
Drs. Habib Chirzin
Anggota Komnas HAM dan PP. Muhammadiyah
Secara tidak sadar Muhammadiyah sudah terjebak dalam pragmatisme gerakan, bahkan akhir-akhir ini Muhammadiyah juga sudah masuk dalam perangkap neoliberalisme. Akibatnya peran-peran sosial untuk pemberdayaan dan pemerdekaan terhadap kaum mustad'afin menjadi lemah. Bahkan Muhammadiyah kini terjebak dalam “pornografi” sosial, dalam artian menyetujui pengaturan-pengaturan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Justru berpihak pada kaum pemodal.
Prof. DR. Azzumardi Azra, MA
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Akhir-akhir ini kalangan elit Muhammadiyah terjebak di dalam hal-hal yang bersifat administratif, dan beberapa pemikir Muhammadiyah yang muda dan potensial, lebih memilih untuk menjadi administratur dan guru. Oleh sebab itu di Muhammadiyah tidak begitu berkembang. Ujung-ujungnya peran-peran sosial Muhammadiyah tidak dapat tampil secara optimal.
DR. Moeslim Abdurrahman, MA
Ketua Majelis Buruh Tani Nelayan PP. Muhammadiyah
Jikalau Muhammadiyah ingin mereaktualisasikan dirinya sebagai gerakan sosial yang memihak pada kaum mustad'afin, maka mau tidak mau Muhammadiyah harus mengembangkan ilmu-ilmu sosial sebagai alat analisa dalam membangun new social movement. Lembaga pendidikan Muhammadiyah harus mulai mengembangkan program-program riset dengan melihat persoalan-persoalan teologis dan persoalan-persolan struktural dalam kaitan dengan kapitalisme global.
DR. Revrisond Baswir, MBA
Pengamat Ekonomi Politik UGM
Gerakan Muhammadiyah dalam pembelaan terhadap kaum Mustad'afin sangat minimal. Karena Muhammadiyah selama ini cenderung melakukan pendekatan-pendekatan yang bersifat karitatif. Jadi ke depan Muhammadiyah itu harus memiliki gerakan yang progresif, artinya kepedulian Muhammadiyah terhadap kaum mustad'afin tidak sekedar bentuk simpati semata, akan tetapi harus dapat menjadikan konstituennya sebagai pembela orang-orang yang tertindas.
Sepatah Kata Pengantar: Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif
Menyoal Kembali “Lembaga Amal” Muhammadiyah ~ 1
Mempertegas Visi Gerakan: Evaluasi Kritis Jelang Seabad Muhammadiyah ~ 39
Membaca Ulang Muhammadiyah dalam Ranah Demokrasi Liberal ~ 75
Mempertimbangkan Artikulasi Politik Muhammadiyah ~ 105
Manifesto Kaum Muda Muhammadiyah ~ 141
Potret Kepemimpinan Muhammadiyah ~ 183
Daftar Bacaan ~ 211
Riwayat Penulis ~ 216
• No 10/2005 - Pertemuan dengan Kyai Haji Akhmad Dahlan
"Buku yang ditulis oleh aktivis muda Muhammadiyah ini merupakan gambaran kegelisahan dalam melihat pergeseran peran sosial Muhammadiyah. ... Langkah ini merupakan satu langkah awal bagi Muhammadiyah untuk menumbuhkan kembali gerakan keilmuan dan keberpihakannya terhadap kaum mustad'afin." Prof. Dr. Syafi'i Ma'arif
“Buku ini berisi kegelisahan penulis akan nostalgia Muhammadiyah sebagai gerakan pembaru Indonesia. Kalangan elite Muhammadiyah saat ini lebih berkutat pada hal yang bersifat administratif. Selain itu, kurangnya pemikir muda dari kalangan Muhammadiyah membuat kiprah sosial Muhammadiyah tidak lagi optimal.” – Koran Tempo, 18 September 2005
“Buku ini mengkritik, bagaimana mungkin rumah sakit Muhammadiyah biaya pengobatannya lebih mahal dari rumah sakit swasta lain? ... (Sehingga) Hampir mustahil dinikmati oleh orang miskin dan rakyat kecil.” – Surya, 28 Agustus 2005
Retrieved from: http://www.resistbook.or.id/index.php?page=book&cat=42&id=211&lang=id (June 13, 2010)
No comments:
Post a Comment