Friday, May 21, 2010

Muhammadiyah Jawa


… dalam diri Ahmad Dahlan, Islam dan kejawaan menjadi entitas tunggal… Muhammadiyah adalah Islam varian Jawa yang paling otentik… Buku ini wajib dibaca oleh mereka yang ingin melihat dialektika Muhammadiyah dengan tradisi lokal Indonesia, satu aspek yang sering dilewatkan para pengkaji gerakan ini. Alih-alih melihat pengaruh budaya Indonesia, banyak peneliti yang terlalu terfokus melacak pengaruh Timur Tengah, terutama Wahhabi, terhadap Muhammadiyah…

M. Din Syamsuddin
Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010


Burhani significantly revises anachronistic understandings of the movement that cast it as puritanically hostile to Javanese culture. Burhani shows us that the impetus for Islamic renewal came in large part from Javanese elites deeply involved in traditional court culture, and they undertook that renewal not to expunge Javanese culture from Islamic practice but to promote the distillation of what they saw as Javanese culture’s Islamic essence. Burhani’s reconstruction of the early days of the Muhammadiyah in Java adds to a growing literature that appreciates the specificities of particular historical moments in Javanese apprehensions of Islam.

Julia D. Howell
Professor of Anthropology Griffith University, Australia


It is often assumed that from its very beginnings in 1912 the Muhammadiyah movement was propagating a universal and puritan brand of Islam… the author studies the Muhammadiyyah movement with a fresh and independent outlook and demonstrates that this assumption does not hold true... Only, after the Muhammadiyyah movement began to spread outside Java in the 1930-s the movement started to distance itself from this initial positive attitude, for instance under the influence of the Minangkabau-based Muslim scholar Haji Rasul.

Nico J.G. Kaptein
Professor of Islamic Studies Leiden University, the Netherlands


… buku ini berhasil menunjukkan dengan sangat bagus the other side of Muhammadiyah: Muhammadiyah Jawa… Temuan Burhani ini membuktikan bahwa Muhammadiyah bukanlah entitas paham keagamaan yang homogen dan monolitik, melainkan memiliki spektrum pemahaman yang sangat luas: dari Muhammadiyah Al-Ikhlas yang cenderung kaku sampai Marmud (Marhainis Muhammadiyah) atau Munas (Muhammadiyah Nasionalis)… Dimensi Jawa ternyata sangat menonjol dalam gerakan Muhammadiyah.

Hajriyanto Y. Thohari

Wakil Ketua MPR-RI 2009-2014

Sering kali kita dapati fakta seorang aktivis dari sebuah gerakan keagamaan merasa paling tahu tentang doktrin gerakan yang dianutnya daripada orang lain… tapi dari mana dan apa sumber dari keyakinan tersebut tentu juga harus dapat dipertanggungjawabkan. Buku ini… mencoba membaca ulang dokumen-dokumen lama yang kini jarang disentuh oleh pimpinan Muhammadiyah…. ditulis berdasar penelitian ilmiah dengan sejumlah bukti otentik dan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu penting aktivis Muhammadiyah membacanya, terutama terkait bagaimana hubungan Muhammadiyah dengan tradisi Jawa atau Ke-Jawa-an.

Abdul Munir Mulkhan

Profesor Pendidikan Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta


To download the book, click this link: Muhammadiyah Jawa.

No comments:

Post a Comment