Sunday, July 8, 2012

Kang Moeslim dan Muhammadiyah


Kompas, Senin, 09 Juli 2012

Oleh Ahmad Najib Burhani*

Juli dan Agustus 2012 ini, Kang Moeslim Abdurrahman (wafat, 6 Juli 2012) berencana mengumpulkan anak-anak didiknya yang selama beberapa tahun terakhir berdiaspora ke berbagai negara untuk menuntut ilmu. Mereka ini adalah anak-anak muda Muhammadiyah yang pada tahun 2002-2006 lalu dia kumpulkan dan bina dalam wadah JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah). Berkat motivasi dan bimbingannya, mereka bisa pergi ke Amerika, Eropa, dan Australia untuk mengambil program master atau doktor. Diantara mereka yang kini telah selesai atau hampir selesai adalah Tuti Alawiyah (PhD, Univ. Texas-Austin), Hilman Latief (PhD, Univ. Utrecht), Alpha Amirrachman (PhD, Univ. Amsterdam), Ai Fatima (PhD, Univ. Leeds), Nur Hidayah (PhD, Univ. Melbourne), Boy Pradana (PhD, NUS), Andar Nubowo (PhD, Sorbonne), dan saya sendiri (PhD, Univ. California-Santa Barbara).

Tahun ini, ketika murid-murid Kang Moeslim pulang kembali ke Indonesia, berniat bertemu dengannya, dan menghidupkan jaringan yang dulu dibangun, rupanya Kang Moeslim meninggalkan kita semua untuk menghadap sang Ilahi. Barangkali tugas Kang Moeslim sebagai orang tua dan pemberi motivasi memang sudah selesai. Anak-anaknya sudah selesai menempuh jenjang tertinggi pendidikan, sudah dewasa dan mandiri. Namun kami sebagai anak-anaknya justru ingin bertemu dengannya sebagai bentuk terima kasih atas didikannya. Tapi rupanya Kang Moeslim tidak mau menerima ungkapan syukur kami. Dia meninggalkan kami sebelum kami sempat mengucapkan terima kasih dan membalas jasa-jasanya.

Kang Moeslim dan Orang Pinggiran
Selama empat tahun dalam bimbingan dan didikan Kang Moeslim, banyak hal yang telah dia ajarkan ke kita. Diantaranya adalah tentang tiga prinsip yang harus kita pegang dan lakukan dalam mereformasi Muhammadiyah, mengubah organisasi ini dari kebekuan dan sifat konservatif-nya. Tiga hal itu adalah hermeneutika, teori sosial, dan new social movement. Berbulan-bulan kita digembleng untuk memahami dan membumikan ketiganya dalam tubuh Muhammadiyah. Tiga pilar ini juga menjadi tumpuan paradigma gerakan JIMM sehingga ada tujuan yang jelas dan terarah.

Hal lain yang Kang Moeslim wariskan ke anak-anak Muhammadiyah, dan organisasi Muhammadiyah secara umum, adalah pengembangan ‘dakwah kultural’ dan kepedulian atau advokasi kepada buruh, tani, dan nelayan. Dua bidang ini adalah wilayah yang tak banyak disentuh oleh Muhammadiyah sebelum Kang Moeslim hadir kembali ke organisasi yang berdiri 1912 ini. Muhammadiyah terlihat sebagai organisasi puritan yang tak bersahabat dengan kultur lokal di Indonesia, seperti seni/tarian tradisional dan adat-istiadat. Kang Moeslim mengajak kita semua mengapresiasi kultur lokal dan merangkulnya sebagai bagian dari Muhammadiyah.

Demikian pula dengan buruh, tani, dan nelayan. Kang Moeslim terus mengingatkan dan mengajak anak-anak Muhammadiyah bahwa doktrin al-Ma`un (Q. 107:1-7) yang ditanamkan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, adalah ditujukan untuk membebaskan orang-orang tertindas, baik secara kultural maupun struktural, seperti buruh, tani, nelayan, dan juga para pekerja seks. Semangat dan misi ini selama ini terkesan telah diabaikan oleh Muhammadiyah. Selama membimbing kami, Kang Moeslim terus-menerus menyadarkan kami akan misi kenabian ini.

Agama Minoritas dan Tertindas
Tentu tak semua pesan dan nasehat mulia Kang Moeslim bisa kita lanjutkan dan wujudkan. Saya pribadi hanya bisa menekuni satu pesan Kang Moeslim, yaitu membela, dalam konteks akademik, nasib dan hak-hak kelompok agama minoritas. Inilah salah satu alasan mengapa saya mengambil program doktor dengan keahlian tentang agama-agama minoritas pecahan dari Islam, seperti Ahmadiyah, Baha’i, Isma’ili, Yazidi, dan Druze. Nasib, hak, dan posisi mereka dalam masyarakat Muslim belakangan ini sangat memprihatinkan.

Ahmadiyah di Indonesia, misalnya, menjadi kelompok keagamaan yang paling mengalami persekusi. Menurut Setara Institute (2008), dari 265 kasus intoleransi keagamaan di tahun 2008, 193 kasus (73%) berkaitan dengan Ahmadiyah. Tren ini berlangsung terus sampai sekarang. Nasib orang-orang Ahmadi ini bahkan lebih buruk dari non-Muslim secara keseluruhan.

Di negeri ini, tak banyak sarjana yang menekuni secara akademik persoalan teologi agama-agama minoritas pecahan dari Islam itu dan kemudian melakukan pembelaan secara akademik terhadap hak-hak mereka. Mengikuti kepedulian Kang Moeslim terhadap kelompok lemah dan tertindas, saya memilih bidang ini sebagai karir akademik dan sosial. Selamat jalan Kang Moeslim dan terima kasih atas segala bimbingannya. Semoga engkau damai di sisi-Nya. Amin.
--oo0oo--

*Kandidat doktor di Universitas California-Santa Barbara dan peneliti LIPI.

Availablet at: http://cetak.kompas.com/read/2012/07/09/02044198/kang.moeslim.dan.muhammadiyah

Download PDF 

4 comments:

  1. Comments at Facebook:

    #
    Ahmad Fuad Fanani Selamat ya Mas tulisannya dimuat...
    Monday at 5:29am · LikeUnlike · 1
    #
    Najib Burhani ‎Ahmad Fuad Fanani: Mungkin tidak perlu diselamati. Saya menulis itu dengan terus menangis. Sedih ditinggal Kang Moeslim. Sejak berangkat dulu gak pernah ketemu dengannya.Saya menyesal sekali.
    Monday at 5:32am · LikeUnlike · 3
    #
    Ahmad Fuad Fanani Iya Mas, saya juga terus kepikiran kang Moeslim sampai kebawa ke mimpi. Tahun lalu pas saya pulang hanya sempat telpon2an, karena pas mau ketemu beliau ke Yogya. Kemarin juga pas disini cuma pernah sms, mau telpon gak jadi2...Saya gak menyangka Allah akan sebegitu cepat memanggil kang Moeslim, dulu pas Tomo cerita kalau beliau sakit saya kira sakit yang seperti biasanya.
    Monday at 5:35am · UnlikeLike · 1
    #
    Alpha Amirrachman saya berhutang budi pada almarhum..tulisan mas Najib ini sudah merupakan penghormatan buat beliau..terima kasih sudah merepresentasikan kita semua..
    Monday at 5:38am · UnlikeLike · 3
    #
    Najib Burhani Ya, Mas Alpha Amirrachman, waktu saya minggu lalu di Jakarta teman2 JIMM sempat kumpul di Maarif Institute dan membahas pertemuan dg Kang Moeslim, mengadakan halaqah/simposium, atau menghidupkan jaringan. Tp rupanya dia pergi meninggalkan kita.
    Monday at 5:57am · LikeUnlike · 1
    #
    Yans Hendraningrat Saya turut kehilangan Kang Moeslim.. walau tidak terlalu sering bertemu dengannya.. tapi alhamdulillah saya bisa berziarah ke tempat beliau diistirahatkan... moga pemikirannya tetap hidup meski beliau sudah tidak ada...
    Monday at 6:14am via mobile · UnlikeLike · 2
    #
    Fahmy Syahiroel Kami generasi yang jauh dari angkatan mas tentu hanya mendengar cerita "kehebatan" tentang JIMM dan Sang Mentor Almarhum Ayahanda Moeslim dari karya2 tulisan yg ada yg kami baca sekarang, tentu dari tulisan ini menambah informasi yg utuh tentang JIMM dan almarhum kang Moeslim walupun bagi kami belum mengenal lbh dekat secara personal dg kanda2 maupun dg almarhum sendiri...

    Semoga Jaringan itu tidak terputus, lahir generasi penerus serta muncul Moeslim2 yang baru untuk umat dan Muhammadiyah.... Dan tentunya menjadi mentor baru bagi ade2nya sekarang.

    Fahmy Ciputat
    Monday at 6:22am · UnlikeLike · 1
    #
    Najib Burhani ‎Fahmy Syahiroel: Barangkali angkatan kita bisa disebut beruntung. Kang Moeslim ini adalah tokoh Muhammadiyah dg keilmuan yg dalam, tp mau ngemong, nunggui setiap hari hingga larut malam, serta men-supply dg buku2 bermutu yg terbaru. Kita akan selalu rindu dg orang sepertinya. Semoga akan segera muncul Moeslim-Moeslim baru di Muhammadiyah.
    Monday at 6:28am · LikeUnlike
    #
    Najib Burhani ‎Yans Hendraningrat: sampeyan beruntung bisa mengantar Kang Moeslim ke peristirahannya terakhir. Ya, bagi orang besar, karya yang abadi itu tidak harus berupa buku, tapi juga bisa berupa murid-murid yg meneruskan ide2 dan perjuangan. Itu tak kalah nilainya dg buku. Dan Kang Moeslim bisa memiliki keduanya.
    Monday at 6:31am · LikeUnlike

    ReplyDelete
  2. #
    Muhammad Mu'thi Ali Febriyanto ternyata kang Andar Nubowo anggota JIMM ya... senangnya bisa ketemu...
    Monday at 6:41am · LikeUnlike
    #
    Najib Burhani http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150959932147825&set=p.10150959932147825&type=1&relevant_count=1
    Mohamed Imran Mohamed Taib's Photos
    Baru mendapat khabar pemikir Islam Indonesia, kang Moeslim Abdurrahman telah kem...bali ke rahmatullah pada Jumaat 7 Julai jam 8.20mlm. Kang Moeslim adalah sosok intelektual yang menggagas konsep 'Islam Transformatif' dan gigih mengadvokasikan paradigma 'Islam yang memihak' serta 'Islam sebagai kritik sosial'. Semoga Allah merahmati rohnya dan segala kebaikan yang dilakukan di dalam mendekatkan nilai-nilai keadilan sosial Islam dan keberpihakan Islam kepada kaum yang lemah dan tertindas di mana jua pun. Alfateha.See More
    By: Mohamed Imran Mohamed Taib
    Monday at 7:07am · LikeUnlike · 2 ·
    #
    Nur Hidayah Sebuah Tribute yang sangat pantas untuk Kang Moeslim, Najib, thanks!. Kang Moeslim sangat besar jasanya kepada kita semua. Semoga Allah menerima beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. Amin. Al-Fatihah!
    Monday at 8:02am · UnlikeLike · 1
    #
    Dani Muhtada Moeslim Abdurrahman adalah "Nabi" di zamannya.
    Monday at 8:57am · UnlikeLike · 2
    #
    Dinan Hasbudin tulisan mas Najib Burhani dan mas David Krisna Alka (dua dua nya di Kompas), sangat representatif dan merupakan apresiasi kita semua atas jariyah ilmu dan amal kang Moelim. Semoga menjadi bekal untuk menjadi yang Terbaik di Penghujung (Husnul Khatimah). amin
    Monday at 9:09am · Edited · UnlikeLike · 2
    #
    Kakang Prabu Impressive Najib....saya menyesal waktu Kang Muslim akan saya wawancara untuk disertasiku, beliau sangat sibuk (saat itu sedang gonjang-ganjing partai PKB)....Dengan gagalnya bertemu Kang Muslim, maka persis pertemuanku terakhir dengan beliau adalah sebelum aku pergi ke Belanda, di Al-Maun Institute, mungkin pertengahan 2007 atau awal 2008. Semoga nanti kita bisa rumuskan pertemuan bersama antara murid2nya untuk setelah sekian lama mereka tiarap dan bertapa di 'gua' masing2....
    Monday at 9:16am · UnlikeLike · 3
    #
    Muhammad Adlin Sila Bersibuk ria dgn riset di Bima, sampai sy baru tahu dr tulisan mas Najib Burhani kalau pak Moeslim Abdurrahman sdh meninggal. Saya ikut berduka cita yg mendalam. Beliau pernah bekerja di Litbang Kemenag sebelum menatakan keluar. Tapi beliau sering menjambangi Litbang untuk sekdar melepas rindu dgn teman2nya. Beliau yg sy tahu sangat bersahaya dan cara bicaranya ngemong tp tdk menggurui. Selamat jalan pak Moeslim.
    Monday at 10:21am · UnlikeLike · 3

    ReplyDelete
  3. #
    Najib Burhani ‎Nur Hidayah, Dinan Hasbudin, & Kakang Prabu: Teman-teman Maarif Institute meu mengadakan 'Tribute/Obituari untuk Kang Moeslim' Kamis ini (12 Juli 2012) di Aula PP Muhammadiyah. Semoga kita semua bisa hadir.
    Monday at 10:53am · LikeUnlike · 2
    #
    Najib Burhani ‎Dani Muhtada: Ya, Kang Moeslim adalah 'nabi', paling tidak buat kita. Muhammad Adlin Sila: Ya, Kang Moeslim 12 tahun di Litbang Depag. Dan ketika itu banyak karya-karya bermutu dilahirkan Depag. Termasuk, banyak kerjasama dengan LIPI untuk penelitian2 bidang agama.
    Monday at 10:55am · LikeUnlike · 1
    #
    Muhammad Adlin Sila Oke nanti kita jalin lagi kerjasama antara LIPI dan Litbang Kemenag kalau udah pd kelar studi kita ya. Sebelum sy berangkat ke OZ, sy sering diajak pak Muhammad Hisyam tuk riset bersama. Tp itu sifatnya bukan kerjasama kelembagaan.
    Monday at 10:58am · UnlikeLike · 1
    #
    Nur Hidayah Wah, sayang sekali saat ini saya masih di Melbourne untuk fellowship hingga 31 Agustus. Saya tunggu kabar baiknya, apabila ada rencana membuat program konkrit untuk mengenang buah pemikiran dan jasa Kang Moeslim yang begitu besar, saya akan sangat mendukung.
    Monday at 11:12am · UnlikeLike · 1
    #
    Zuly Qodir ayo aku segera diselesaikan dan aku berusaha unutuk menuliskan yang saya tahu tentang tema atau mengenai kang moeslim. boy atau ustadz najib mengordinir aja
    Monday at 2:24pm via · UnlikeLike · 2
    #
    Ai Fatimah Fuad selamat jalan kang Moeslim, kenangan akan perhatian dan kelembutan beliau sebagai orangtua tidak akan hilang dari ingatan....
    Monday at 3:37pm · UnlikeLike · 3
    #
    Najib Burhani Romo Zuly Qodir: Bisa tidak kita memulai rencana itu hari Kamis, 12 Juli, ini? Fajar Riza Ul Haq & Maarif Institute mengadakan malam 'Tribute/Obituari untuk Kang Moeslim'. Testimoni bbrp org dlm acara itu bs menjadi bagian dr buku yg kita persembahkan untuk Kang Moeslim. Sy kira kita semua bergerak ke arah yg sama. cc: Failasufa Fata, Zakiyuddin Baidhawy, Ahmad Fuad Fanani, David Krisna Alka.
    Monday at 5:14pm · LikeUnlike · 1
    #
    Alamsyah M Djafar Mohon izin untuk republikasi di website wahidinstitute ya mas. Trims
    Monday at 5:18pm · UnlikeLike · 1
    #
    Najib Burhani Betul Ai Fatimah Fuad, semoga kita bisa mengabadikan kenangan bersama Kang Moeslim sebagaimana diusulkan Romo Zuly Qodir & Failasufa Fata. Sampaikan salam ajakan juga ke M Hilaly Basya.
    Monday at 5:19pm · LikeUnlike
    #
    Najib Burhani ‎Alamsyah M Djafar: Silahkan. Mungkin edisi cetak di Kompasnya mengalami sedikit perubahan. Tp intinya sy kira sama. Sy lagi jauh di kampung, belum sempat baca tulisan yg terpublikasi.
    Monday at 5:22pm · LikeUnlike

    ReplyDelete
  4. #
    Fajar Riza Ul Haq Menegaskan info Mas Najib, saya sampaikan undangan: Dengan hormat, MAARIF Institute mengundang para sahabat dan kolega untuk menghadiri acara "Obituari untk Kang Moeslim", pada Kamis, 12 Juli, jam 19.00, di Aula PP Muhammadiyah. Acara ini didedikasikan untuk mengenang Kang Moeslim yang meninggalkan kita semua pada Jumat lalu dan merawat warisan pemikirannya untuk Indonesia & kemanusiaan. Terimakasih.
    Monday at 5:27pm · UnlikeLike · 4
    #
    M Hilaly Basya terharu dgn tulisan mas Najib Burhani. Mengingatk an saya bagaimana kang Moeslim menyemangati dan membantu sy kursus TOEFl dan IELTS. Meskipun sering disejajarkan dgn gus dur dan cak nur, menurut saya beliau punya perspektif yg berbeda tentang tafsir Islam seperti apa yang harus dikembangkan. kritik terhadap negara dan sistem sosial yang memarginalkan rakyat adalah salah satu yg sering disuarakannya. Mudah2an "kepergian" beliau bisa menjadi momentum bagi kader2 muda Muhammadiyah utk mengembangkan warisan pemikirannya.
    Monday at 5:52pm · UnlikeLike · 2
    #
    Najib Burhani ‎M Hilaly Basya: Contoh yg kau sebutkan itu sy kira adalah bentuk kecil dr kontribusi Kang Muslim ke anak2 Muhammadiyah. Problem kt semua ktk mau sekolah ke LN adl bhs. Kang Moeslim mengeluarkan uangnya untuk mengkursuskan kita. Sy yakin ini bukan hal yg remeh. Krn tanpa bhs, banyak diantara kt yg tak berangkat ke LN. Kemana adik2 kt nanti mencari org spt Kang Moeslim?
    Monday at 7:29pm · LikeUnlike · 1
    #
    Muhammad Adlin Sila Meski sy tdk secara organisasi bergabung dgn Muhammadiyah, saya bisa membantu menyediakan hasil studi agar Muhammadiyah bisa lebih bersahabat dengan kultur lokal di Indonesia, seperti seni/tarian tradisional dan adat-istiadat sehingga dpt menjadi bagian dari Muhammadiyah. Studi master dan doktor saya mengarah kesitu.
    Monday at 8:53pm · UnlikeLike · 1
    #
    Najib Burhani Mas Muhammad Adlin Sila: Terima kasih atas kesediaan menyumbangkan karyanya. Sebetulnya JIMM itu adalah kumpulan anak-anak Muhammadiyah yang mungkin separuh lebih dr mrk tidak masuk dlm struktur atau 'tersingkir' dr Muhammadiyah. Justru keberadaan JIMM itu diantaranya untuk memberi tempat/kesempatan bagi mrk yg di luar struktur itu. Apakah betul seperti itu romo Zuly Qodir dan Mas Failasufa Fata?
    Monday at 9:14pm · LikeUnlike · 1
    #
    Choirul Mahfud Marsahid Maaf, mungkin, saya trmasuk org yg tidak seakrab mas Najib Burhani , David Krisna Alka , Failasufa Fata atau lainnya dengan Kang Moeslim.... namun tulisan "obituari utk kang Moeslim" mengingatkan dn mndekatkan qta (lagi) dgn sosoknya yg luar biasa....skaligus memang manusia pada akhirnya akan mninggal dunia...dan btul brdoa dan brusaha meneruskan pesan2 dan teladannya sesuai dgn kemampuan, kemauan n keikhlasan masing2 adalah amal kbaikan...kami skluarga turut brduka n brdoa smoga Kang Moeslim Abdurrahman husnul khotimah....amiin (tak lupa trims info sms saat kang Moeslim wafat dari Benni Setiawan dll...).
    22 hours ago · UnlikeLike · 1
    #
    Zakiyuddin Baidhawy ayo cepat ditulis...
    20 hours ago · LikeUnlike
    #
    Najib Burhani ‎Choirul Mahfud Marsahid & Mas Zakiyuddin Baidhawy: Ayo kita mulai. Mesti ada yg menulis biografi Kang Moeslim (yg lebih personal). hubungannya dengan Muhammadiyah. Daftar karya tulisnya. Barangkali Maarif Institute (cc: Fajar Riza Ul Haq, Khelmy K Pribadi, Muhammad Abdullah Darraz, Muhammad Supriadi) bisa men-supply buku2 tulisan Kang Moeslim, sehingga bisa dibuat biografi akademik tentangnya juga.
    18 hours ago · LikeUnlike
    #
    Iqbal Lamania yang merasa mengenal Kang Moeslim bisa memberi kontribusi tulisan, biar lebih ramai..

    ReplyDelete