Judul Buku : Muhammadiyah Studies: Reorientasi Gerakan dan
Pemikiran Memasuki Abad Kedua
Penulis : Dr. Zuly Qodir
Penerbit : Kanisius, Yogyakarta
Cetakan : I, 2010
Tebal : 183
Sinopsis
Ada banyak tulisan mengenai Muhammadiyah
tetapi dari orang luar dan cenderung berbicara atau membahas
Muhammadiyah dalam perspektif sejarah atau politik. Buku ini menyajikan
Muhammadiyah dalam perspektif Muhammadiyah sebagai subjek sekaligus
objek dalam pendekatan subaltern theory atau dalam bahasa lain menulis
Muhammadiyah dalam pendekatan "pribumi" atau mungkin bahasa sekarangnya
adalah perspektif poskolonial bukan kolonialis apalagi islamic studies
yang senderung Amerika-Eropa. Buku ini memberikan potret ringkas tentang
Muhammadiyah dalam periode sepuluh tahun terakhir. Dimaksudkan untuk
memberikan catatan-catatan pada publik terkait Muhammadiyah yang sedang
berada dalam pergolakan hebat baik datang dari internal Muhammadiyah,
internal Islam, dari pengaruh nasional dunia politik, ekonomi, dan
budaya, serta dari pengaruh global yang nyaris tidak dapat dibendung.
Retrieved from: http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/026917
------------
Reorientasi Gerakan Muhammadiyah
Muhamamdiyah adalah suatu wadah organisasi keagamaan yang berdiri pada
tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan, dalam kalender hijriyah tahun 2010
kemarin genap berusia 1 abad. Sebagai organisasi keagamaan, Muhammadiyah
telah banyak berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dalam usia
satu abad tersebut masih meninggalkan berbagai permasalahan yang perlu
diperbaiki oleh Muhammadiyah.
Zuly Qodir, penulis buku Muhammadiyah Studies: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Memasuki Abad Kedua coba menguraikan ketidakpuasannya ketika mendapatkan pertanyaan sewaktu menjadi pemateri yang dilaksanakan oleh pimpinan Muhammadiyah pada tingkat ranting sampai tingkat pusat Muhammadiyah.
Dalam buku ini, Zuly yang merupakan kader Muhammadiyah menjelaskan
kondisi, tantangan dan agenda masa depan Muhammadiyah di abad kedua.
Adapun alasan-alasan penulis menulis buku ini karena ingin memberikan
potret ringkas tentang Muhammadiyah dalam periode sepuluh tahun terakhir
yang belum banyak dibahas.
Memasuki abad kedua ini, Muhammdiyah menghadapi tantangan. Dalam khittah penguatan ideologi, Muhammadiyah sedang berada kondisi lemah akan pemahaman mengenai gerakan Islam dalam berbagai aspek yang mendasar sehingga Muhammdiyah kehilangan arah dan komitmennya dalam ber-Muhammadiyah, lemahnya kader Muhammdiyah dalam segi spirit, militansi, karakter atau identitas dan visi gerakan dalam menggerakkan Muhammadiyah.
Memasuki abad kedua ini, Muhammdiyah menghadapi tantangan. Dalam khittah penguatan ideologi, Muhammadiyah sedang berada kondisi lemah akan pemahaman mengenai gerakan Islam dalam berbagai aspek yang mendasar sehingga Muhammdiyah kehilangan arah dan komitmennya dalam ber-Muhammadiyah, lemahnya kader Muhammdiyah dalam segi spirit, militansi, karakter atau identitas dan visi gerakan dalam menggerakkan Muhammadiyah.
Apabila kader Muhammadiyah memiliki jiwa seperti itu, maka Muhammadiyah
akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembaharuan. Muhammadiyah masih
lemah dalam ikatan solidaritas kolektif dalam membangun tali
silaturahmi antarwarga Muhammadiyah dan masih kuatnya tarikan politik di
internal Muhammadiyah. Padahal, lahirnya Muhammadiyah ini tidak untuk
berpolitik, melainkan berdakwah amar ma'ruf nahi mungkar.
Kecenderungan
aktivis Muhammadiyah yang berada dalam amal usaha Muhammadiyah tidak
membesarkan amal usaha tersebut, melainkan aktivis Muhammadiyah malah
membesarkan amal usaha yang lainnya.
Dengan melihat kondisi-kondisi Muhammadiyah seperti itu, buku ini dapat menjadi agenda organisasi Muhammadiyah dalam melakukan pembaharuan-pembaharuan. Penulis buku ini memaparkan setiap babnya secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah pembaca pahami.
Dengan melihat kondisi-kondisi Muhammadiyah seperti itu, buku ini dapat menjadi agenda organisasi Muhammadiyah dalam melakukan pembaharuan-pembaharuan. Penulis buku ini memaparkan setiap babnya secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah pembaca pahami.
Adapun agenda masa depan yang harus dilakukan Muhammadiyah di abad kedua
pertama, menghadapi masalah bangsa, umat Islam dan umat manusia sedunia
yang bersifat komflek dan krusial. Sebagai organisasi keagamaan,
Muhammadiyah diharapkan tidak kenal lelah dalam berkiprah menjalankan
misi dakwah dan tajdid untuk kemajuan umat. Peran-peran politik
kebangsaan diharapkan dapat mewujudkan reformasi nasional dan mengawal
bangsa tanpa terjebak dalam politik praktis. Sementara dalam pergaulan
Internasional, Muhammadiyah diharapkan terpanggil untuk menjalankan
peran global dalam membangun tatanan dunia yang amal, damai, maju.
Khususnya untuk kepentingan umat Islam baik lokal, nasional dan global,
Muhammadiyah dituntut untuk terus memainkan peran dakwah dan tajdid
secara lebih baik.
Buku ini juga layak dijadikan bahan renungan bersama khususnya internal
Muhammadiyah karena banyak membahas tentang kondisi Muhammadiyah baik
yang sedang terjadi ataupun agenda Muhammadiyah kedepan. Buku ini juga
layak dibaca siapa saja yang ingin mengetahui reorientasi gerakan
Muhammadiyah pada abad kedua.
Pustaka Jurnal Nasional, 09 Maret 2011
Tommy Setiawan, Mahasiswa Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pustaka Jurnal Nasional, 09 Maret 2011
Tommy Setiawan, Mahasiswa Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Retrieved from: http://putrasukoharjo.blogspot.com/2011/03/reorientasi-gerakan-muhammadiyah.html
No comments:
Post a Comment