Sunday, January 3, 2016

Pergulatan Pemikiran Melawan Arus: Penyempalan dalam Tubuh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah

Ulumuna: Journal of Islamic Studies, Vol. 11 No. 2 (2007): 237-264

Mutawalli Mutawalli

Abstract

Political reform after the resign of the former president Suharto in 1998, open the channel of freedom of expression for the people of Indonesia. This enables the Muslims, as the majority of the Indonesian people to express their thoughts in any forms – either orally or in action. This condition resulted in the existence of the liberal progressive movement in Nahdlatul Ulama and Muhamadiyah. The intellectual critical attitude of the young generation in the Nahdlatul Ulama form some institutions such as Liberal Islamic Networks, Islamic Emancipators, Religious study and Democratic Institution, Islamic Study and Social Institution, Human Resource Development Institution; in Muhammadiyah, Muhammadiyah Youth Islamic Networks leads the thought reform. This phenomenon is a concept of dialectical process, communication, and expression of social reality—movements and thoughts are responses of the dialectical thought in the society. Liberal progressive thought appears to be contradictive, even.

Keywords

Sempalan; Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama; Pergulatan Pemikiran; Intelektual Muda.

Full Text:
Untitled
References

Ahmad Baso, “JIMM: Sebuah “Teks’ Multitafsir”, Republika, 24 Maret 2004.

_________, “Neo-Modernisme Islam Versus Post-Tradisionalisme Islam”, Jurnal Tashwirul Afkar, vol. 10 (2001).

Ahmad Najib Burhani, “JIMM: Pemberontakan Anak-anak Muda Terhadap Aktivisme, Skripturalisme dan Orientasi Struktural di Muhammadiyah”, http//www.islamlib.com; diakses 15 Desember 2005.

Akhmad Minhadji, “Ushul Al-Fiqh: Metodologi Memahami Wahyu dalam Mencari Kebenaran”, dalam Makalah yang disampaikan pada acara Pelatihan Metodologi Ilmu Kesyari'ahan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 1 November 2000.

Arsyad Hidayat, “Mencari Islam Alternatif Perjalanan Seorang Mahasiswa al-Azhar”, Jurnal Tashwirul Afkar, vol. 8 (2000).

Boy Pradana ZTF., Islam Dialektis: Membendung Dogmatisme, Menuju Liberalisme (Malang: UMM Press, 2005).

Fauzan Saleh, Teologi Pembaruan Pergeseran Wacana Islam Sunni di Indonesia Abad XX (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004).

Greg Barton, “Liberalisme Dasar-Dasar Progresifitas Pemikiran Abdurrahman Wahid”, dalam Tradisionalisme Radikal: Persinggungan Nahdlatul Ulama Negara, ed. Greg Fealy dan Greg Barton (Yogyakarta: LKiS, 1997).

Greg Barton, Gagasan Islam Liberal di Indonesia Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wahid (Jakarta: Paramadina, 1999).

Kamaruzzaman Bastaman Ahmad, Wajah Baru Islam di Indonesia (Yogyakarta: UII Press, 2004).

Khudari Soleh, Pemikiran Islam Kontemporer, ed. Khudari Saleh (Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2003).

M. Arif Hidayat, “KMNU, Al-Azhar, dan Generasi Baru”, Jurnal Tashwirul Afkar, vol. 6 (1999).

Moeslim Abdurrahman, “Pengantar”, dalam Pradana Boy dan M. Helmi Faiq (ed.), Kembali ke al-Qur'an Menafsir Makna Zaman (Malang: UMM-Press).

Moeslim Abdurrahman, Islam yang Memihak (Yogyakarta: LKiS, 2005).

Pradana Boy dan M. Helmi Faiq (ed.), Kembali ke al-Qur'an Menafsir Makna Zaman (Malang: UMM-Press, 2004).

Pramono U. Tanthowi, “Muhammadiyah dan Islam Liberal” http//www.islamlib.com; diakses 15 Desember 2005.

Qomar, NU “Liberal” dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme (Bandung: Mizan, 2002).

Rizqan Khatami, “Fenomena Intelektual Muda NU dan Muhammadiyah”, DUTA, 16 Januari 2004.

Rumadi, “Menebar Wacana, Menyodok Tradisi: Geliat Mencari Makna Liberalisme”, Jurnal Tashwirul Afkar, vol. 9 (2000).

Very Verdiansyah, Islam Emansipatoris Menafsir Agama Untuk Praksis Pembebasan (Jakarta: P3M dan Ford Foundation, 2004).

Zakiyuddin Baidhawi, “Dakwah Kultural vs Supremasi Islam Murni”, dalam Muhammadiyah sebagai Tenda Kultural, ed. Moeslim Abdurrahman (Jakarta: Ido Press dan Ma'arif Institute for the Culture and Humanity, 2003).

Zuhairi Misrawi dan Novriantoni, Doktrin Islam Progresif Memahami Islam sebagai Ajaran Rahmat (Jakarta: LSIP, 2004).

Zuli Qadir, “Bangkitnya ‘Second’ Muhammadiyah”, KOMPAS, 20 November 2003.



DOI: http://dx.doi.org/10.20414/ujis.v11i2.401

http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/401

No comments:

Post a Comment