Judul
Buku: Muhammadiyah untuk Semua
Penulis:
Prof Dr H Din Syamsuddin MA
Penerbit:
Suara Muhammadiyah, Yogyakarta
Cetakan:
Pertama, 2014
Tebal:
x + 188 halaman
Oleh
M. Husnaini
Robert W Hefner menyebut Muhammadiyah sebagai
gerakan pembaruan Islam terbesar di dunia. Bukan tanpa alasan. Sebab, Muhammadiyah
merupakan satu-satunya gerakan Islam di Indonesia yang terorganisasi secara
modern. Unit kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah tersebar merata di Nusantara
dan beberapa di luar negeri.
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, memang sosok
pencerah. Sulit ditemukan tafsir klasik yang menjelaskan makna Al-Quran
sebagaimana pemahaman Kiai Dahlan. Pemaknaan Kiai Dahlan atas surah Ali Imran
ayat 104, misalnya, menjadi basis teologi organisasi modern sebagai instrumen
ritual dan pemecahan problem kehidupan. Pembacaan beliau atas surah Al-Ma’un juga
melahirkan aksi-aksi pemberdayaan berupa sekolah, rumah sakit, panti asuhan,
rumah jompo, rumah miskin, dan lainnya.
Gagasan genial Kiai Dahlan, menurut Abdul
Munir Mulkhan, mencairkan hegemoni tafsir Salafi. Tidak pula bisa dirujukkan secara
autentik kepada Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Jamaluddin Al-Afghani, apalagi
Muhammad Abdul Wahhab. Berbagai aksi sosial Kiai Dahlan mencerminkan kesesuaian
antara natural tafsir Al-Quran, pengalaman kemanusiaan universal, dan temuan
iptek. Rasionalisasi pemahaman dan praktik ritual mungkin diambil dari tokoh
pembaru. Tetapi inovasi kreatif pragmatis-humanis itu diambil dari pengalaman
kaum Kristiani di Tanah Air, dipadu dengan pengalaman induktif kemanusiaan
universal Kiai Dahlan sendiri.
Islam berkemajuan, identitas Muhammadiyah itu,
berasal dari harapan Sang Pencerah. Kini, setelah melewati usia satu abad,
Muhammadiyah sudah dan terus berjuang memenuhi harapan itu. Kalau dibandingkan
dengan gerakan sosial lain di Indonesia, secara kuantitatif, Muhammadiyah
dengan segala kelemahannya, masih berada di papan atas. Sejak negara ini di
rahim sejarah, para pemimpin Muhammadiyah sudah aktif berbuat untuk negeri.
Dalam alam Indonesia merdeka, Muhammadiyah juga turut membangun bangsa melalui
ribuan amal usaha yang tersebar dari Mianggas hingga Pulau Rote, dari Sabang
sampai Merauke.
Simaklah buku karya Ketua Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Din Syamsuddin berikut. Dari judulnya, muatan buku sudah pasti
berkisar tentang rekam jejak perjuangan Muhammadiyah dalam memajukan umat.
Melalui tulisan-tulisan pendek, Din Syamsuddin telah mendedahkan ide dan aksi
Muhammadiyah yang sarat makna. Dikatakan, Muhammadiyah itu ahsanu amala, bukan
katsura amala. Maksudnya, karya yang banyak di Muhammadiyah itu dilakukan
secara ihsan, profesional. “Dalam Muhammadiyah, bukan angka yang bicara, namun
kualitas yang bicara,” tulisnya.
Muhammadiyah tidak berhenti bergerak, karena
hidup adalah gerak. Melalui lembaga pendidikan, Muhammadiyah turut mencerdaskan
kehidupan berbangsa. Lewat lembaga pelayanan kesehatan, Muhammadiyah hendak
membangun bangsa sehat dan kuat. Dengan lembaga pelayanan sosial, Muhammadiyah
bermaksud meringankan beban kaum miskin dan melarat. Kemudian, para mubalig Muhammadiyah
juga terus bergerilya menemui umat dan mengajak mereka menuju keberagamaan
rasional dan berkemajuan.
Semua terekam jelas dalam 51 judul tulisan dan
terdiri dari lima bab: Ideologi Muhammadiyah dan Kekuatan Tajdid (Bab I),
Penguatan Makna Muhammadiyah (Bab II), Meneguhkan Peran Muhammadiyah di Abad
Kedua (Bab III), Peran Muhammadiyah dalam Kemajuan Bangsa (Bab IV), Tantangan
di Tengah Perubahan Dunia (V).
Apa rahasia sukses Muhammadiyah? Di antara
penuturan buku ini, karena Muhammadiyah selalu mengembangkan prinsip jalan
tengah (median position) dan menjadi tenda besar yang menaungi kemajemukan
masyarakat. Muhammadiyah menjadi kekuatan penengah dan perantara (mediating and
moderating force) dalam konfigurasi keragaman bangsa. Muhammadiyah menyuntikkan
energi kemajuan dan kejayaan di tengah kemajemukan dan keragaman.
No comments:
Post a Comment