SILATURAHMI INTELEKTUAL MUHAMMADIYAH
SARASEHAN GERAKAN PENCERAHAN MENUJU INDONESIA BERKEMAJUAN
Grand Sahid Jaya Jakarta, Ahad, 18 Ramadhan 1436 H / 5 Juli 2015
Latar
Belakang
Selama ini banyak intelektual yang secara kultural
berlatar belakang Muhammadiyah yang kurang terlibat dalam aktivitas
Muhammadiyah. Mereka ini adalah para alumni sekolah atau perguruan tinggi
Muhammadiyah, berasal dari keluarga Muhammadiyah, atau secara kultural
dibesarkan dalam lingkungan Muhammadiyah. Mereka bertebaran di berbagai
institusi, berdiaspora di berbagai kelembagaan negara maupun non-negara, dan
berkiprah di berbagai bidang. Karena mereka berada di luar struktur
Muhammadiyah, maka pemikiran dan gagasan mereka kurang tertampung dalam
langkah-langkah organisasi ini. Karena itu, perlu ada upaya menjalin komunikasi
dan silaturahmi dengan mereka guna mendengarkan saran dan masukan mereka
terhadap Muhammadiyah.
Tokoh-tokoh intelektual dengan social-origin Muhammadiyah telah banyak berkiprah dalam membangun
bangsa, antara lain Prof. Dr.
Mochtar Pabotingi, Anies Baswedan, Ph.D., Prof. Dr. R. Siti Zuhro, Dr. Marwah
Daud Ibrahim, Dr. Andrinof Chaniago, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Prof. Dr. Sri
Edi Swasono, Prof. Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, MSc, Dr. Irman Gusman, Prof.
Dr. Siti Nurbaya. Dr. Zulkifli Hasan, Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr.
Iskandar Zulkarnain, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Didiek J. Rachbini,
Prof. Dr. Ryaas Rasyid, Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, Dr. Hendri Saparini,
Prof. Dr. Sylviana Murni, Prof. Dr. Ichlasul Amal, Prof. Dr. Sofian Effendi,
Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Prof. Dr. Akhmaloka dan masih banyak lagi.
Muhammadiyah juga akan mengadakan perhelatan
Muktamar ke-47 dengan mengangkat tema “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia
Berkemajuan”. Gerakan pencerahan yang diusung oleh Muhammadiyah sejatinya telah
dimulai sejak Kyai Haji Ahmad Dahlan. Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Kata “berkemajuan” menyiratkan adanya
keberlangsungan, dan bahkan progress, sebagai perwujudan dari usaha yang
terus-menerus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermakna.
Makna “berkemajuan” saat ini juga sering didekatkan dengan kosmopolitanisme,
yakni sebagai citizens of the world
kita mesti reseptif dan terbuka terhadap keragaman dan terus berusaha menjalin
dialog dan kerjasama dengan sesama.
Dalam kaitannya dengan inilah maka kerjasama antara
intelektual Muhammadiyah yang berada dalam struktur dan intelektual
Muhammadiyah yang berada di luar struktur (cultural) diperlukan untuk membangun
silaturahmi dan komunikasi serta menjaring pemikiran-pemikiran dari para
intelektual Muhammadiyah dalam rangka menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar.
Tema
Kegiatan
Sarasehan Gerakan
Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan
Tujuan
Kegiatan
1.
Membangun
silaturahmi dan komunikasi intelektual Muhammadiyah non-struktural.
2.
Menjaring
pemikiran-pemikiran dari para intelektual non-struktural Muhammadiyah untuk
menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar.
3.
Sebagai syiar
Muktamar Muhammadiyah.
Waktu
dan Tempat
Ahad, Ahad, 18 Ramadhan
1436 H / 5 Juli 2015, pukul 17.30 – 21.30
Puri Agung, Grand Sahid Jaya Jakarta
Penutup
Demikian ToR ini dibuat, sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan ini
dalam rangka menumbuhkan tradisi berjitihad di kalangan Muhammadiyah, sebagai
gerakan dakwah dan tajdid yang membawa semangat Islam yang berkemajuan untuk
melakukan pencerahan (tanwir) berbagai problem keummatan, kebangsaan dan
kemanusiaan.
No comments:
Post a Comment