Monday, October 4, 2010

Muhammadiyah Tawarkan Gedung untuk Ibadah Natal

SUARA PEMBARUAN DAILY
Last modified: 22/12/05
Muhammadiyah Tawarkan Gedung untuk Ibadah Natal
Pembaruan/Charles Ulag

DAMAI NATAL - Sejumlah pemuka lintas agama yang tergabung dalam Indonesia
Community for Religion and Peace (ICRP) di antaranya (dari kiri ke kanan)
mantan Ketua Umum PGI Pendeta Nathan Setiabudi, Ketua Umum Muhammadiyah Din
Syamsuddin, General Secretary ICRP Theophilus Bela, Ketua MUI Amidhan, tokoh
perempuan Maya Rumantir dan Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya bergambar
bersama seusai jumpa pers tentang seruan perdamaian menyambut perayaan Natal
2005 dan Tahun baru 2006 di Jakarta, Rabu (21/12).

JAKARTA - Memberikan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada sesama warga
bangsa merupakan bagian dari ikatan tali silaturahmi nasional. Karena saat
ini semua tokoh agama bertekad untuk mengembangkan tali silaturahmi nasional
dengan tulus, jujur, terbuka dan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Pasalnya, para tokoh agama memiliki keprihatinan yang sangat mendalam atas
situasi nasional dan kebangsaan serta kehidupan bermasyarakat Indonesia yang
semakin jauh dari nilai Panca-sila.

"Menjelang Natal dan Tahun baru kami tidak ingin ada lagi insiden natal
berdarah. Dan bagi umat Kristen atau Katolik yang tidak dapat menjalankan
ibadah natal karena tempat ibadahnya masih ditutup, Muhammadiyah menawarkan
sarana gedung atau ruang pertemuan milik Muhammadiyah seperti sekolah,
kampus, rumah sakit dan sejumlah tempat lainnya untuk dijadikan tempat
Natalan," demikian dikatakan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din
Syamsuddin kepada wartawan disela-sela pertemuan dengan puluhan tokoh lintas
agama yang tergabung dalam Indonesian Community for Religion and Peace di
gedung PP Muhamamdiyah, Rabu (21/12).

Sedangan, Ketua Majelis Ulama Indonesia, Amidhan menegaskan dalam Islam
sesungguhnya kata damai merupakan bagian terpenting dan telah menjadi nafas
kehidupan. Karena dalam satu hari rata-rata kata damai diucapkan lebih dari
10 kali dalam setiap kesempatan atau ketika seseorang habis melakukan ibadah
Sholat.

"Assalammualaikum atau yang berarti damai yang sesungguhnya sangat melekat
dalam diri umat Islam. Karena itu, sangat disesalkan jika pencitraan
terorisme senantiasa dihembuskan oleh masyarakat internasional dan membuat
citra umat Islam di Indonesia semaki buruk. Padahal, mungkin saja hal ini
merupakan bagian dari skenario global yang ingin menjatuhkan Islam dan
mengkondisikan agar konflik antar umat beragama terus terjadi," ujarnya.

Sedih
Sedangkan mantan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI),
Nathan Setiabudi mengatakan dirinya merasa sedih setiap Natal karena suasana
trauma bom Natal tahun 2003 setiap saat selalu hadir dalam diri umat Kristen
ketika hendak melakukan ibadah atau misa natal.

"Sesungguhnya natal yang membawa pesan perdamaian dengan suasana sukacita
disambut tanpa rasa takut. Namun, kini ribuan polisi dan aparat keamanan
berada di rumah-rumah ibadah sehingga rasa aman untuk melakukan ibadah atau
misa juga menjadi tanggungjawab negara. Hal ini terasa damai natal terasa
tawar ketika kaki berada di dalam gereja," ujarnya. Dikatakan, ditengah
keprihatinan dan kemelut perekonomian yang mendera masyarakat hendaknya umat
Kristen dalam melaksanakan aktivitas natal tidak menunjukan sikap
materialisme atau konsumtif.

Natal harus dimaknai dengan kehadiran sebuah keluarga baru sederhana yang
ada di dalam kandang padahal Allah hadir dalam rupa manusia dengan penuh
kesederhanaan.

Sedangkan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Saiful Bahri Ansori mengatakan
tantangan bagi pelaksanaan tugas dan peran pemerintah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di bidang agama adalah bagaimana supaya Pancasila
dengan nilai-nilai luhurnya dapat dilaksanakan secara murni dan konsekwen.

Bila perlu pemerintah melarang tegas dan keras para pemimpin dan tokoh agama
mewartakan benih-benih kebencian dan permusuhan antaragama dan pemeluknya.
Dengan demikian formalisme tidak menjadi begitu kuat hingga Indonesia
seakan-akan negara seremonial belaka.

"Tak bisa dipungkiri bahwa para pemimpin agama adalah inti kekuatan agama
dan umat. Lewat perannya sebagai pengawal ajaran agama, juru bicara aspirasi
dan kepentingan umat serta integrator umat yang dapat menyatukan seluruh
potensi umat, para pemimpin dan tokoh agama (ulama, kyai, pastor, pendeta)
seyogyanya menyetop ajaran stigmatisasi agama lain sebagai agama sesat dan
kafir dan lalu mengedepankan persaudaraan dan persahabatan antaragama,
universalitas ajaran agamanya tanpa menghilangkan keotentikan dan
keunikannya," paparnya. (E-5)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

http://www.suarapembaruan.com/last/index.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY
Banser GP Ansor Siap Amankan Natal

JAKARTA - Barisan Serbaguna GP Ansor (Banser) siap menerjunkan 1 juta
personil dalam rangka pengamanan perayaan Natal dan tahun baru di seluruh
wilayah Indonesia. Demikian diungkapkan Komandan Satkornas Banser, H Tatang
Hidayat yang disampaikan melalui situs resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) di Jakarta, Senin (19/12).

Menurut Tatang pengamanan itu dilakukan guna menciptakan suasana aman dan
tenang bagi umat Kristiani dalam menjalankan ibadahnya. "Kita berupaya
memberikan rasa aman bagi saudara kita yang akan melaksanakan ibadah di hari
Natal dan Tahun Baru," ungkapnya

Tatang menegaskan yang dilakukan Banser bukan sebagai bentuk pamer atau
menunjukkan kekuatan, melainkan dalam rangka mewujudkan memelihara kerukunan
antarumat beragama. Ia ingin menempatkan kerukunan umat beragama dalam
bingkai persatuan dan kesatuan.

Dalam menjalankan kegiatan itu, imbuh Tatang, pihaknya akan berkoordinasi
dengan aparat terkait. (E-5)

Last modified: 20/12/05

2 comments:

  1. terima kasih atas informasinya
    sungguh bermanfaat artikel ini..thanks for share
    double cabin

    ReplyDelete
  2. Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga

    kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
    keep update! mobil banjir

    ReplyDelete