Kamis, 22 Des 2005,Indo Pos
Semangat Kebersamaan di Balik Pertemuan Tokoh Agama di PP Muhammadiyah
Selain Masjid, Fasilitas Muhammadiyah Bisa untuk Natalan
Sejumlah tokoh agama berkumpul di Kantor PP Muhammadiyah. Pertemuan
itu dilandasi semangat menggelorakan kebersamaan di antara umat
beragama. Bagaimana acara itu berlangsung?
Bahari-Jakarta
RUANG pertemuan PP Muhammadiyah siang itu disesaki para tokoh lintas
agama. Selain Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, ada wakil
dari PB NU Saiful Bahri, Ketua PGI Nathan Setiabudi, Ketua Walubi
Hartati Murdaya, Gustaf Dupe dari Kristen Protestan, dan tokoh Hindu
Putu Suratan, serta Ketua MUI Amidhan.
Selain mereka, tampak mantan penyanyi yang kini aktif di gerejani
Maya Rumantir. Hadir pula tokoh agama dari Buddha. "Ini seperti
pertemuan klise karena diadakan setiap menjelang Natal dan tahun
baru. Tapi, kami berharap ini contoh yang baik sehingga bisa ditiru
tokoh agama di pelosok daerah. Pesan kami hanya satu, menyerukan
perdamaian," ungkap Din Syamsuddin saat membuka acara.
Merangkap moderator, Din pun mempersilakan satu per satu tokoh agama
mengungkapkan harapannya. Ketua PGI Nathan Setiabudi, misalnya,
berharap agar warga kristiani bisa melaksanakan dan merayakan Natal
dengan tenang dan penuh kedamaian. Tidak ada teror bom seperti pada
2000. "Termasuk saudara-saudara kita nun jauh di sana, Yahukimo,
Papua, yang baru dilanda kelaparan juga bisa merayakan Natal dengan
damai dan tidak kelaparan lagi. Itu harapan saya," aku Nathan.
Tiba-tiba seorang pengurus gereja yang duduk bersama wartawan angkat
tangan. "Kami umat kristiani sebagaian masih kesulitan mencari tempat
untuk bisa melakukan peribadatan menjelang Natal," keluhnya.
Din secara spontan pun menangapi positif keluhan tersebut. Dia lantas
memerintah pengurus PP Muhammadiyah di seluruh Indonesia untuk bisa
meminjamkan sementara fasilitas milik PP Muhammadiyah kepada kaum
Nasrani guna keperluan peribadatan menjelang hari Natal.
"Kecuali Masjid, semua fasilitas milik PP Muhammadiyah bisa dipinjam
dan digunakan untuk keperluan hari Natal oleh kaum Nasrani. Ini
perintah dan instruksi ketua umum PP Muhammadiyah kepada seluruh
pengurus Muhammadiyah di daerah," kata Din dalam jumpa pers bersama
tokoh lintas agama di Kantor PP Muhammadiyah kemarin.
"Saya prihatin atas kesulitan yang menimpa saudara kita dari Nasrani.
Makanya, saya tawarkan menggunakan fasilitas milik PP Muhammadiyah
untuk keperluan peribadatan kaum Nasrani saat Natal nanti," jawabnya.
Semua tokoh lintas agama yang berkumpul saat itu menyambut gembira
tawaran Din tersebut. Termasuk penanya tadi. "Ini sebagai bentuk
toleransi warga Muhammadiyah terhadap kesulitan pemeluk agama lain,"
ungkap Din.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah melalui Pemuda Muhammadiyah menawarkan
bantuan pengamanan terhadap gereja yang melaksanakan misa peribadatan
pada hari Natal nanti. "Ini berlaku di seluruh Indonesia. Pengurus
gereja tinggal meminta bantuan pengamanan kepada pengurus
Muhammadiyah setempat," terangnya.
Din yang terpilih menjadi ketua umum PP Muhammadiyah dalam muktamar
di Malang memang terus berupaya mengembangkan sikap moderat. Tak
heran, Din pun dipercaya menjadi Ketua Indonesian Committee on
Religion and Peace (ACRC) yang anggotanya dari lintas agama.
Meski menjadi moderator, Din tidak mau memborong semua pertanyaan
yang diajukan wartawan. Soal penutupan gereja di sejumlah tempat,
misalnya, Din melemparkan kepada Ketua MUI Amidhan.
Masalah kerusuhan Poso yang tidak berhenti, Din menyuruh seorang
pendeta di Poso menjawab. Wartawan puas. Hanya, Din pun mewanti-
wanti. "Soal kontroversi penutupan gereja jangan ditonjolkan.
Kesannya nanti malah ada kontradiktif. Padahal, tokoh agama bertemu
di sini untuk menyampaikan satu pesan perdamaian," ungkapnya.
Meski demikian, Din mengakui bahwa soal SKB dua menteri memang ada
masalah. Karena itu, masalah tersebut perlu dibicarakan secara
mendalam untuk mencari penyelesaian terbaik. "Mungkin perlu waktu
pembahasan khusus," ungkap Din. (*)
Pluralisme ala Dien Syamsuddin
"Din secara spontan pun menangapi positif keluhan tersebut. Dia
lantas memerintah pengurus PP Muhammadiyah di seluruh Indonesia untuk
bisa meminjamkan sementara fasilitas milik PP Muhammadiyah kepada
kaum Nasrani guna keperluan peribadatan menjelang hari Natal".
Kawan JIMMERS pernyataan Dien Syamsuddin di atas dalam harian Indopos
(22/12) di tanggapi dengan nada kecewa oleh sebagian warga
Muhammadiyah khusunya di Menteng.
Mereka tak percaya kalau dien mengeluarkan statement seperti itu.
Bahkan lebih gila dari Buya, ujar karyawan di menteng. Demikian
berita ini saya sampaikan ketika saya Kamis itu sedang berada di
menteng dan mendengar keluhan beberapa karyawan di menteng.
Kawan-kawan entah ini pernyataan Dien sendiri mudah-mudahan bukan
atas nama Muhammadiyah. Saya kira ini menarik untuk memotret sikap
Dien Syamsuddin ketika menanggapi realitas sosial keagamaan yang
selama ini kawan-kawan potret di lingkungan Muhammadiyah.
Ada beberapa hal yang saya tangkap dari pernyataan dien tersebut:
Pertama, di tingkat akar rumput jika warga Muhammadiyah mendengar
maka akan mengundang reaksi yang sangat akut. Sebab dalam tradisi
dakwah Muhammadiyah hal-hal seperti ini jarang terjadi. Meskipun
secara langsung dien tidak mengucapkan selamat natal. Sekali lagi
persepsi warga Muhammadiyah rumput pasti akan berbeda.
Kedua. Apakah pernyataan itu merupakan benih-benih baru tentang
pemikiran keagamaan dien yang secara spontan membuka tabirnya dalam
menyoal sikap pluralisme Muhammadiyah. Yang selama ini masalah
pluralisme sangat bersebrangan ditubuh Muhammadiyah.
Demikian informasi dari saya, semoga ada tanggapan dari kawan-kawan.
From
Nazhori Author
Dedicated to boosting research and scholarship on the Muhammadiyah and strengthening this movement
No comments:
Post a Comment